Bertambah satu topik lagi pada blog ini, hobi terbaru saya, fotografi. Sebenarnya dibilang baru juga kurang tepat, sebab saya menggunakan kamera sudah sejak kelas 3 SD, mulai dari “Kamu berdiri sekian tekel (lantai) dari panggung, trus jepret”, itu instruksi yang sering saya terima saat itu. Saat itu sekitar tahun 1987, kamera pocket masih belum ada, kamera yang ada hanya tipe SLR. Kemudian lebih sering menggunakan kamera saat masuk SMP, dari kelas 1 hingga kelas 3, kali ini sudah menggunakan kamera pocket yang tentunya masih menggunakan film.Dari sekedar pingin foto-foto setiap kegiatan yang saya ikuti, hingga akhirnya menjadi pengurus OSIS seksi dokumentasi.
Setelah jeda cukup lama tidak berfoto ria, hanya numpang tampang :D ato sedikit lebih keren jadi tukang foto, akhirnya beli sendiri kamera digital. Meski tidak sesuai harapan, pinginnya SLR, tapi sementara ini cukup puas dengan pocket dulu, agar tidak sekedar punya kamera pocket, ada beberapa kriteria yang harus tersedia pada kamera tersebut. Yang paling penting harus ada adalah fasilitas ASM, bisa masuk saku, dan terakhir kalo bisa optical zoom sebesar mungkin yang ada. Ternyata hanya dua kriteria awal bisa dipenuhi, optical zoom hanya 6x dan bisa maksimum 8x dengan mengurangi resolusi gambar.
Saat browsing ke berbagai forum fotografi, ada beberapa contoh hasil foto yang saat itu untuk membuktikan kekuatan lensa. Bisa juga sebagai unsur seni, fokus pada apa yang ingin ditonjolkan pada foto tersebut, dan ada satu kata yang tentunya ada pahami, yaitu “bokeh” (istilah kok jelek bener :( ). Suatu hal yang saya sendiri tidak tahu bagaimana menjelaskannya, ternyata teman saya juga membeli kamera, kali ini dia membeli kamera SLR. Penasaran dengan teknik tersebut, saya coba-coba dengan tanaman di halaman depan rumah.
Foto diatas menggunakan Pentax DSLR K10, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya berhasil menemukan caranya. Pada kamera pocket, tidak semudah menggunakan kamera SLR, saya mencoba berkali-kali hingga akhirnya tanpa sengaja menemukan caranya. Pada SLR jarak lensa ke object sekitar 20-25 cm. Pada kamera pocket, karena lensa jauh lebih kecil, sehingga jarak lensa ke object hanya sekitar 2-3 cm saja meski efek blur masih juga kalah. Hal ini jelas tidak bisa digunakan untuk mengambil gambar dengan object yang lebih besar, agar object masuk dalam frame, tentunya jarak object ke lensa harus agak jauh, otomatis blur pada background hilang. Nanti saya coba cari cara lainnya. Gambar dibawah adalah hasil dari kamera Panasonic LZ8.
Pada foto daun yang berwarna ungu, blur yang dihasilkan kurang bagus, karena harus mengalah dengan ukuran object yang lebih besar. Pada gambar bunga blur terlihat lebih bagus. Sebagai informasi saja, lebar object bunga tersebut hanya sekitar 3 cm, jadi lensa harus sangat dekat dengan object tersebut. Foto diatas telah di-resize agar loading tidak terlalu lambat, bila ingin melihat file aslinya, telah saya sediakan link dibawah ini.
http://www.ziddu.com/download/3180802/lombok.JPG.html
http://www.ziddu.com/download/3180803/bunga.JPG.html
http://www.ziddu.com/download/3180804/daun.JPG.html
http://www.ziddu.com/download/3180805/serangga.JPG.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar