Jumat, 27 Maret 2009

Tips Membeli Kamera

Banyak blog yang sudah membahas topik ini, jadi saya cuma menambahkan sedikit berdasarkan pengalaman pribadi :D memilih kamera bisa gampang bisa susah, tergantung tujuan anda membeli kamera tersebut. Kalau sekedar untuk foto-foto aja, ada banyak sekali pilihan merk dan tipe. Tapi bila butuh kamera dengan fungsi-fungsi khusus, harus gini-gitu dll, ya mulailah anda pusing, karena tidak ada yang bisa anda tanya kecuali di internet. Ada banyak web yang membahas spesifikasi masing-masing kamera yang diproduksi, tapi tidak semua barang tersebut bisa anda temukan di toko-toko. Apalagi kalau batasan tersebut ditambah dengan harga :D semakin pusing.


Langkah pertama, tentukan jenis kamera yang anda butuhkan, ada 3 macam, yaitu pocket, prosumer dan SLR. Fitur-fitur pada kamera pocket saat ini tidak jauh beda dengan prosumer, perbedaan yang mencolok hanya pada lensa. Pada prosumer anda bisa dapatkan lensa dengan kemampuan zoom diatas 12x, pada pocket sejauh ini yang saya tahu max zoom 10x. Pada SLR, ukuran lensa menggunakan focal length, sedikit berbeda dengan pocket atau kamera prosumer. Pada lensa masih juga banyak pertimbangan yang bisa dipilih atau bila tidak dianggap sebagai prioritas bisa diabaikan, misalnya merk lensa, ukuran bukaan diagfragma, shutter speed. Diafragma bukaan besar (angka kecil) umumnya digunakan saat cahaya kurang kuat, dan biasanya berkaitan juga dengan shutter speed, semakin lemah cahaya, berarti semakin lama waktu yang dibutuhkan.

Masih pada bagian fisik, untuk lampu blitz, ada dua jenis, yang terpasang pada kamera dan lampu external. Lampu external bila dipasang pada kamera, dibutuhkan hot shoe, pada kamera SLR sudah tersedia, pada pocket tidak tersedia, dan sebagian prosumer menyediakan hot shoe. Bila anda ingin menggunakan blitz external dan tidak tersedia hot shoe, maka bisa menggunakan slave unit yang mentrigger blitz saat slave unit tersebut mendapat cahaya blitz. Namun perhatikan juga kondisi cahaya pada area tersebut, bila sangat kuat, misalnya panggung, bisa jadi slave unit anda tidak berfungsi. Karena dia baru mentrigger bila terjadi perubahan intensitas cahaya yang kuat secara mendadak. Bisa juga menggunakan signal radio, namun ini hanya bisa digunakan pada kamera yang memilikih hot shoe, satu transmitter pada kamera dan satu atau lebih receiver pada lampu blitz external.

Lebih masuk ke bagian dalam kamera, satu komponen terpenting dari kamera adalah sensornya. Setiap merk kamera menggunakan sensor yang berbeda-beda, bisa menggunakan merk sendiri atau dia menggunakan sensor dari produsen lain. Tiap merk sensor memiliki keunggulan yang tidak bisa dibandingkan, ada yang lebih mengunggulkan warna, sehingga lebih cocok digunakan untuk foto outdoor, ada yang lebih bagus untuk foto studio atau wedding, karena lebih cocok untuk warna kulit. Perhatikan juga pilihan ISO yang tersedia. Secara umum belum pernah saya baca artikel yang mempertimbangkan pilihan ISO untuk memilih kamera, mungkin pada kamera SLR hal ini baru terasa penting, pada prosumer dan terutama pada kamera pocket, sejauh ini pilihan ISO-nya relatif sama. Ada juga yang pernah membandingkan hasil foto antara kamera SLR dan pocket, setting ISO pada beberapa kamera belum tentu menghasilkan foto yang sama, ada yang lebih gelap, ada yang lebih terang, sehingga perlu sedikit penyesuaian dengan shutter speed dan bukaan diafragma. Jadi tidak perlu merasa kamera ini hebat, ISO-nya bisa diset dibawah 100, karena mungkin saja kamera merk lain misalnya dengan setting ISO 200 hasilnya sama dengan itu.

Masih berkaitan dengan fisik kamera, bagian ini membahas masalah perasaan, bagi masing-masing orang, ukuran dan kekuatan tangan berbeda-beda. Tiap produsen juga mendesain bentuk kamera dengan berbagai alasan. Pada kamera pocket, sesuai namanya, tentu berbentuk pipih, sehingga bisa dimasukkan ke dalam saku. Pada kamera prosumer dan SLR, bentuknya seperti huruf L, sehingga memudahkan saat dipegang, bandingkan dengan kamera SLR jaman dulu, yang lurus, meski jaman itu, dipegang juga tidak masalah. Masalah berat kamera juga berbeda-beda, ada yang menggunakan body logam, plastik, dan bisa juga material lainnya. Pada SLR, beratnya bisa bikin tangan capek, meski ada yang ringan juga. Dari beberapa teman yang saya tanya, kenapa milih kamera yang ringan, katanya karena sering travelling, jadi kalau ringan, gak bikin capek. Kalau yang berat, alasannya lain lagi, karena lebih enak pegangnya, mantepppp !!! :D

Untuk baterai, jenis pocket dan prosumer rata-rata menggunakan tipe AA yang mudah ditemukan di pasaran, ada beberapa prosumer yang membutuhkan 4 biji baterai, ada yang cuma 2 biji aja, pada pocket hanya 2 biji saja. Bahkan pada SLR ada juga beberapa yang menggunakan baterai AA ini. Rata-rata SLR dan sebagian kecil dari kamera pocket dan prosumer menggunakan baterai khusus, sehingga pastikan anda bisa membelinya bila baterai anda sudah mulai drop.

Untuk fasilitas software dalam kamera, perbedaan bisa cukup jauh. Saat ini yang banyak digunakan adalah red eye reduction, object detection. CUkup banyak fasilitas yang bisa dibahas pada artikel ini, namun akan saya bahas yang umum saja. Red eye reduction menghindari terjadinya mata object (manusia) yang menyala merah. Object detection akan mengenali object yang akan difoto, namun ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, misalnya background disarankan polos atau mendekati polos, sehingga software bisa mengenali mana object dan mana background. Lebih canggih lagi adalah face detection, software bisa mengenali wajah manusia meski terbatas dari sudut tertentu saja, bahkan bila orang tersebut bergerak, software akan mengunci (lock) pada wajah tersebut. Sama dengan lock rudal pada pesawat tempur yang sering kita lihat pada film :D

Fasilitas "Image Stabilization" atau apapun namanya (tiap merk punya nama sendiri-sendiri, meski fungsinya sama), cukup banyak membantu saat pemotretan. Pada SLR, fasilitas ini bisa terdapat pada sensor-nya, bisa juga sebagai fasilitas pada lensa. Pada pocket dan prosumer, kita tidak perlu memikirkan fasilitas tersebut berada dimana, karena pocket dan prosumer tidak bisa ganti-ganti lensa. Pada SLR sangat perlu diperhatikan, karena bila pada body, kita bisa sesukanya ganti-ganti lensa, bahkan dengan lensa kamera SLR analog-pun bisa. Bila terdapat pada lensa, begitu kita menggunakan lensa yang tidak memiliki fungsi tersebut, berarti kita harus menambahkan alat bantu, misalnya menggunakan tripod, atau harus menggunakan speed lebih tinggi, yang menuntut sinar lebih kuat. Meskipun fungsi stabilizer ini juga ada batasnya, getaran yang cukup kuat tetap tidak bisa diredam.

Untuk membandingkan hasil foto dari berbagai macam kamera, jangan dilihat dari layar LCD-nya, karena ukuran layar yang kecil akan banyak menghilangkan detil foto, noise, focus, warna dll, tidak mudah terlihat. Lihatlah pada monitor PC, dari situ bisa anda bandingkan, meski tidak semua hasil jelek tersebut karena kamera, peran tukang foto sangat besar dalam menghasilkan gambar bagus maupun jelek :D Bila anda belum mengetahui bagaimana fotografer profesional bekerja, diluar dari segi "feeling" mereka yang kuat, mereka mengambil gambar puluhan kali pada satu object yang sama, dari sudut yang sama maupun yang berbeda-beda, dari situ, setidaknya ada beberapa foto yang memuaskan.

Sebagai penutup, juga sudah sedikit saya bahas pada bagian pertama, yaitu harga. Kamera yang bagus tentu harganya juga "bagus", maka dari itu, tentukan seberapa besar toleransi anda antara hasil dan harga kamera. Tentukan batasan maksimal harga yang anda mampu, setelah itu jumlah pilihan kamera yang tersedia akan semakin berkurang, dan akhirnya lebih mudah menentukan pilihan anda. Namun hasil foto yang bagus ditentukan dari kamera yang mahal, karena menurut saya, foto yang bagus 60% dari skill dan pengalaman, 30% dari kamera dan 10% sisanya adalah hasil editan. Berdasarkan hasil review saya, ada satu album foto untuk promosi sebuah merk kamera. Foto-foto tersebut sangat menarik dan saya agak kaget saat diberitahu kalau foto-foto tersebut diambil dengan kamera pocket seharga 800 ribu :D berarti yang mahal adalah fotografer-nya :D

2 komentar:

tukangpoto mengatakan...

Komplit dan mantep,mas informasinya..makasih ah..:)

Meinardi Raharjo mengatakan...

thx mas :D blog anda saya pasang juga di link saya.